MAKALAH KOROSI
|
OLEH :
YAKOBUS RHIO WIDODO
(32/XTPB)
SMK PANGUDI LUHUR MUNTILAN
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segala limpahan karunia dan rahmat.
Sehingga penulis dapat menyusun makalah dengan judul
“KOROSI” dengan lancar.
Penulis ucapkan
terima kasih kepada semua yang terlah membantu terselesainya makalah ini.
Ucapan terima kasih penulis berikan kepada:
1.
Br.
Titus Totok Tri Nugroho, S.T. selaku kepala SMK PANGUDI LUHUR MUNTILAN.
2.
Ibu Lucia Prihatin,
S. Pd. Selaku guru pembimbing penulis, yang memberikan dorongan, masukan kepada
penulis.
3.
Bapak D.
Kristantara, S.Pd selaku wali kelas X TPB.
4.
Semua
pihak yang tidak dapat disebutkan satu - persatu oleh penulis.
Makalah ini tentunya masih memiliki banyak kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu, penulis membutuhkan kritik dan saran dari Anda demi
penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi orang lain dan
pada proses pembelajaran selanjutnya.
Magelang, 22 April 2014
(Yakobus Rhio Widodo)
DAFTAR
ISI
1.
Halaman Judul 1
2.
Kata Pengantar 2
3.
Daftar Isi 3
4.
Bab I Pendahuluan 4
a.
Latar Belakang Masalah 4
b.
Rumusan Masalah 4
c.
Tujuan Penulisan 5
5.
Bab II Isi 6
a.
Contoh Korosi 6
b.
Penyebab Terjadinya Korosi 9
c.
Pencegahan Korosi 12
6.
Bab III Penutup 15
a.
Kesimpulan 15
7.
Daftar Pustaka 16
BAB I
PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang
Masalah
Korosi
adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam
dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang
tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh
korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.
Dalam
kehidupan sehari-hari, korosi dapat kita jumpai terjadi pada berbagai jenis
logam. Bangunan-bangunan maupun peralatan elektronik yang memakai komponen
logam seperti seng, tembaga, besi baja, dan sebagainya semuanya dapat terserang
oleh korosi ini. Selain pada perkakas logam ukuran besar, korosi ternyata juga
mampu menyerang logam pada komponen-komponen renik peralatan elektronik, mulai
dari jam digital hingga komputer serta peralatan canggih lainnya yang digunakan
dalam berbagai aktivitas umat manusia, baik dalam kegiatan industri maupun di
dalam rumah tangga.
Kerugian
yang dapat ditimbulkan oleh korosi tidak hanya biaya langsung seperti
pergantian peralatan industri, perawatan jembatan, konstruksi dan sebagainya,
tetapi juga biaya tidak langsung seperti terganggunya proses produksi dalam
industri serta kelancaran transportasi yang umumnya lebih besar dibandingkan
biaya langsung.
b.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1.
Apa contoh korosi
dalam kehidupan sehari-hari?
2.
Apa penyebab
korosi?
3.
Bagaimana cara
mencegah terjadinya korosi?
c.
Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1.
Untuk mengetahui pengertian, penyebab dan cara pencegahan korosi.
2.
Untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran Kimia.
BAB II
ISI
a.
Contoh Korosi
Perbandingan logam yang Belum Terkorosi
(kiri)
Dengan yang Telah Terkorosi
Pengotor yang Mempercepat Korosipada
Permukaan Logam
Knalpot Kendaraan Bermotor yang
Mudah Terkorosi Akibat TemperaturTinggi
b.
Penyebab Terjadinya Korosi
1.
Kontak langsung logam dengan H2O dan O2
Korosi pada permukaan logam merupakan
proses yang mengandung reaksi redoks. Reaksi yang terjadi ini merupakan sel
Volta mini. sebagai contoh, korosi besi terjadi apabila ada oksigen (O2)
dan air (H2O). Logam besi tidaklah murni, melainkan mengandung
campuran karbon yang menyebar secara tidak merata dalam logam tersebut. Hal
tersebut menimbulkan perbedaan potensial listrik antara atom logam dengan atom
karbon (C). Atom logam besi (Fe) bertindak sebagai anode dan atom C sebagai
katode. Oksigen dari udara yang larut dalam air akan tereduksi, sedangkan air
sendiri berfungsi sebagai media tempat berlangsungnya reaksi redoks pada
peristiwa korosi. Jika jumlah O2 dan H2O yang
mengalami kontak dengan permukaan logam semakin banyak, maka semakin cepat
berlangsungnya korosi pada permukaan logam tersebut.
2.
Keberadaan Zat Pengotor
Zat Pengotor di permukaan logam dapat
menyebabkan terjadinya reaksi reduksi tambahan sehingga lebih banyak atom logam
yang teroksidasi. Sebagai contoh, adanya tumpukan debu karbon dari hasil
pembakaran BBM pada permukaan logam mampu mempercepat reaksi reduksi gas
oksigen pada permukaan logam yang mengakibatkan proses korosi semakin cepat
pula.
3.
Kontak dengan Elektrolit
Keberadaan elektrolit, seperti garam
dalam air laut dapat mempercepat laju korosi dengan menambah terjadinya reaksi
tambahan. Konsentrasi elektrolit yang besar dapat meningkatkan laju aliran
elektron sehingga laju korosi meningkat.
4.
Temperatur
Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi
redoks pada peristiwa korosi. Secara umum, semakin tinggi temperatur maka
semakin cepat terjadinya korosi. Hal ini disebabkan dengan meningkatnya
temperatur maka meningkat pula energi kinetik partikel sehingga kemungkinan
terjadinya tumbukan efektif pada reaksi redoks semakin besar dan laju korosi
pada logam semakin meningkat. Efek korosi yang disebabkan oleh pengaruh
temperatur dapat dilihat pada perkakas-perkakas atau mesin-mesin yang dalam
pemakaiannya menimbulkan panas akibat gesekan (seperti cutting tools )
atau dikenai panas secara langsung (seperti mesin kendaraan bermotor).
5.
pH
Peristiwa korosi pada kondisi asam,
yakni pada kondisi pH < 7 semakin besar, karena adanya reaksi reduksi
tambahan yang berlangsung pada katode yaitu:
2H+(aq) + 2e- → H2
Adanya reaksi reduksi tambahan pada
katode menyebabkan lebih banyak atom logam yang teroksidasi sehingga laju
korosi pada permukaan logam semakin besar.
6.
Metalurgi
·
Permukaan logam
Permukaan logam yang lebih kasar akan
menimbulkan beda potensial dan memiliki kecenderungan untuk menjadi anode yang
terkorosi.
·
Efek Galvanic Coupling
Kemurnian logam yang rendah
mengindikasikan banyaknya atom-atom unsur lain yang terdapat pada logam
tersebut sehingga memicu terjadinya efek Galvanic Coupling , yakni
timbulnya perbedaan potensial pada permukaan logam akibat
perbedaan E° antara atom-atom unsur logam yang berbeda dan terdapat
pada permukaan logam dengan kemurnian rendah. Efek ini memicu korosi pada
permukaan logam melalui peningkatan reaksi oksidasi pada daerah anode.
7.
Mikroba
Adanya koloni mikroba pada permukaan logam dapat
menyebabkan peningkatan korosi pada logam. Hal ini disebabkan karena mikroba
tersebut mampu mendegradasi logam melalui reaksi redoks untuk memperoleh energi
bagi keberlangsungan hidupnya. Mikroba yang mampu menyebabkan korosi, antara
lain: protozoa, bakteri besi mangan oksida, bakteri reduksi sulfat, dan bakteri
oksidasi sulfur-sulfida. Thiobacillus thiooxidans Thiobacillus
ferroxidans.
c.
Pencegahan Korosi
Berdasarkan
proses terjadinya korosi, maka ada 2 cara yang dapat dilakukan untuk mencegah
korosi, yaitu perlindungan mekanis dan perlindungan elektrokimia.
1. Perlindungan Mekanis
Perlindungan
mekanis ialah mencegah agar permukaan logam tidak bersentuhan langsung dengan
udara. Untuk jangka waktu yang pendek, cara ini dapat dilakukan dengan
mengoleskan lemak pada permukaan logam. Untuk jangka waktu yang agak lama,
dapat dilakukan dengan pengecatan. Salah satu cat pelindung yang baik ialah
meni (Pb3O4) karena selain melindungi secara mekanis juga memberi perlindungan
elektrokimia. Selain pengecatan, perlindungan mekanis dapat pula dilakukan
dengan logam lain, yaitu dengan cara penyepuhan.
Proses penyepuhan untuk perlindungan terhadap korosi harus diperhatikan harga E° dari logam yang akan dilindungi dan logam pelindungnya. Logam yang baik sebagai pelindung harus mempunyai E° lebih kecil dari E° logam yang dilindungi. Sebab bila terjadi goresan pada logam yang dilapisi, maka logam pelindung akan menjadi anode pada “sel volta mini” yang terjadi, sehingga logam yang dilindungi tidak akan teroksidasi selama logam pelindung masih ada.
Untuk perlindungan agar barang-barang yang terbuat dari besi tidak cepat rusak, maka besi (E° = –0,44 volt) lebih baik dilapis dengan seng (E° = –0,76 volt) daripada dilapis dengan timah (E° = –0,14 volt).
Proses penyepuhan untuk perlindungan terhadap korosi harus diperhatikan harga E° dari logam yang akan dilindungi dan logam pelindungnya. Logam yang baik sebagai pelindung harus mempunyai E° lebih kecil dari E° logam yang dilindungi. Sebab bila terjadi goresan pada logam yang dilapisi, maka logam pelindung akan menjadi anode pada “sel volta mini” yang terjadi, sehingga logam yang dilindungi tidak akan teroksidasi selama logam pelindung masih ada.
Untuk perlindungan agar barang-barang yang terbuat dari besi tidak cepat rusak, maka besi (E° = –0,44 volt) lebih baik dilapis dengan seng (E° = –0,76 volt) daripada dilapis dengan timah (E° = –0,14 volt).
1)
Besi yang dilapisi
seng
Apabila
terjadi goresan atau di permukaan.
Adanya uap air, gas CO2 di udara dan partikel-partikel lain, terjadilah sel
volta mini dengan Zn sebagai anodenya dan Fe sebagai katodenya. Zn akan
teroksidasi terlebih dahulu karena harga E°-nya lebih kecil daripada Fe,
sehingga korosi elektrolitik (reaksi elektrokimia yang mengoksidasi logam)
tidak terjadi.
Reaksi
yang terjadi:
Anode (–): Zn(s) —> Zn2+(aq) + 2 e–
Katode (+): 2 H2O(l) + 2 e– —> H2(g) + 2 OH–(l)
Anode (–): Zn(s) —> Zn2+(aq) + 2 e–
Katode (+): 2 H2O(l) + 2 e– —> H2(g) + 2 OH–(l)
2)
Besi yang dilapisi
timah
Apabila
terjadi goresan atau lapisan mengelupas kedua logam akan muncul di permukaan.
Adanya uap air, gas CO2 di udara dan partikel-partikel lain terjadilah sel
volta mini. Di sini Fe akan bertindak sebagai anode karena E0 Fe lebih kecil
daripada E° Sn, hingga Fe akan teroksidasi lebih dulu. Di sini akan terjadi
proses korosi elektrolitik. Oleh karena itu, pelat besi yang dilapisi timah
akan cepat berlubang-lubang daripada besi Galvani. Hanya dari segi keindahan,
besi yang dilapisi dengan NiCr dan Sn tampak lebih bagus daripada besi yang
dilapisi Zn.
Reaksi yang terjadi:
Anode (–) : Fe(s) —> Fe2+(aq) + 2 e–
Katode (+) : 2 H2O(l) + 2 e– —> H2(g) + 2 OH–(l)
Reaksi yang terjadi:
Anode (–) : Fe(s) —> Fe2+(aq) + 2 e–
Katode (+) : 2 H2O(l) + 2 e– —> H2(g) + 2 OH–(l)
2. Perlindungan Elektrokimia
Perlindungan elektrokimia ialah mencegah terjadinya
korosi elektrolistik (reaksi elektrokimia yang mengoksidasi logam).Perlindungan
elektrokimia ini juga disebut perlindungan katode (proteksi katodik) atau
pengorbanan anode (anodaising). Cara ini dilakukan dengan menghubungkan logam
pelindung, yaitu logam yang lebih tidak mulia (E°-nya lebih kecil). Logam
pelindung ini ditanam di dalam tanah atau air dekat logam yang akan dilindungi.
Di sini akan terbentuk “sel volta raksasa” dengan logam pelindung bertindak
sebagai anode.
Contoh-contoh
proteksi katodik
1) Untuk mencegah korosi pada pipa di dalam tanah, di dekatnya ditanam logam yang lebih aktif, misalnya Mg,
yang dihubungkan dengan kawat. Batang magnesium akan mengalami oksidasi dan Mg yang rusak dapat
diganti dalam jangka waktu tertentu, sehingga pipa yang terbuat dari besi terlindung dari korosi.
1) Untuk mencegah korosi pada pipa di dalam tanah, di dekatnya ditanam logam yang lebih aktif, misalnya Mg,
yang dihubungkan dengan kawat. Batang magnesium akan mengalami oksidasi dan Mg yang rusak dapat
diganti dalam jangka waktu tertentu, sehingga pipa yang terbuat dari besi terlindung dari korosi.
2)
Untuk melindungi menara-menara raksasa dari pengkaratan, maka bagian kaki
menara dihubungkan dengan lempeng magnesium yang ditanam dalam tanah. Dengan
demikian menara besi akan menjadi katode magnesium dan lempeng Mg sebagai
anodenya.
BAB
III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
[ Korosi adalah kerusakan atau degradasi
logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di
lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa
sehari-hari, korosi disebut perkaratan.
[ Contoh korosi terjadi pada
bahan-bahan logam atau besi.
[ Penyebab terjadinya korosi ada beberapa hal, antara lain:
v Kontak Langsung logam dengan H2O dan O2
v Keberadaan Zat Pengotor
v Kontak dengan Elektrolit
v Temperatur
v pH
v Metalurgi
v Mikroba
[ Berdasarkan proses terjadinya korosi, maka ada 2 cara
yang dapat dilakukan untuk mencegah korosi, yaitu perlindungan mekanis dan perlindungan
elektrokimia.
[ Pencegahan korosi didasarkan pada dua prinsip, yaitu:
Mencegah kontak dengan oksigen dan/atau air dan Perlindungan katoda
(pengorbanan anoda).
DAFTAR
PUSTAKA
2 comments
makalah yang sangat berguna.
Replykunjungi juga blog saya tentang makalah kimia korosi pada paku
http://cilmaheda.blogspot.co.id/2015/10/bagi-teman-teman-yang-diberi-tugas.html
Baja dilapisi seng dapat dilakukan hot dip galvanised
ReplyPost a Comment