Contoh Laporan Kegiatan

LAPORAN KEGIATAN
KONGRES PERSAUDARAAN SEJATI LINTAS IMAN

Oleh :
1.      Laurencia Hilda Widi Pramudita (X TGB)
2.      Devira Yunia (X TF )
3.      Elzra Kurnia Nadika ( X TP)
4.      Alfin Irawan Darmawan (X TKR)
5.      Thomas Dwi Pamungkas (X TKR)
6.      Hengky Sutanto (XI TP)
7.      Yohana Cynthia Yosefani (XI TP)
8.      Herfian Pradityo (XI TP)
9.      Yakobus Rhio Widodo (XI TP)
10.  Arya Panji Wicaksana (XII TP)

Sekolah Menengah Kejuruan
Pangudi Luhur
2014/2015



Pada hari Jumat tanggal 24 Oktober 2014 kami mewakili sekolah SMK Pangudi Luhur Muntilan untuk mengikuti Kongres Persaudaraan Sejati Lintas Iman dengan tema “Merajut Persaudaraan Sejati Lintas Iman”. Sebelumnya kami telah dipilih dan ditunjuk oleh sekolah untuk mengikuti kegiatan ini, kami sudah disosialisasikan tentang kegiatan ini. Kami beranggotakan 10 orang yaitu: Laurencia Hilda Widi Pramudita (X TGB), Devira Yunia (X TF ), Elzra Kurnia Nadika ( X TP), Alfin Irawan Darmawan (X TKR), Thomas Dwi Pamungkas (X TKR), Hengky Sutanto (XI TP), Yohana Cynthia Yosefani (XI TP), Herfian Pradityo (XI TP), Yakobus Rhio Widodo (XI TP), dan Arya Panji Wicaksana (XII TP). Kegiatan dilaksanakan di SMA Van Lith Muntilan dan area Gereja Santo Antonius Muntilan. Sebelum kegiatan dimulai kami berkumpul di Wisma Salam yang menjadi tempat kami menginap. Kami berangkat dari rumah kami masing-masing dan berkumpul sekitar pukur 13.00 – 15.00 untuk melakukan registrasi. Sambil menunggu acara selanjutnya kami berinteraksi dan berkeliling di area Wisma Salam. Disana terdapat kapel, anjing, kolam ikan, taman, burung beo dan pemandangan sungai yang indah. Tidak lupa kami mengabadikan momen ini dengan berfoto. Tak berapa lama kemudian akhirnya bus yang akan mengantar kami tiba di Wisma Salam. Pemandu pun segera mengintruksikan kami untuk segera menuju bus tersebut dengan membawa barang secukupnya saja. Sesampainya di Aula Van Lith kami segera menempati tampat duduk yang sudah disediakan. Sebelum acara dimulai kami pun sempat memfoto altar yang digunakan untuk kenang-kenangan kami pribadi.
            Akhirnya acara dimulai pada pukul 16.30, diawali dengan pengumandangan macapat oleh Bapak Hariyadi dan teman-temannya, dilanjutukan dengan penaburan bunga melati. Acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan yaitu lagu “Indonesia Raya”. Setelah menyanyikan lagu kebangsaan kami dipimpin untuk melaksanakan doa pembukaan yang dilakukan secara Katolik ole Adi Prasetya. Setelah dibuka dengan doa pembukaan kami menyaksikan penayangan dokumentasi yang berjudul “Indonesia Beragam” lalu diselingi menyanyikan lagu “Indonesia Pusaka” yang diiringi oleh saxophone yang dimainkan oleh Rm. A. Budi Purnomo, Pr. Selanjutnya diteruskan untuk melihat dokumentasi yang berjudul “Kerusuhan Indonesia”, dilanjutkan dengan kutipan tentang tokoh-tokoh yang berpengaruh di Indonesia. Acara selanjutnya adalah menyanyikan lagu “Satu Nusa Satu Bangsa” dilanjutkan dengan sambutan dari katua panitia kongres yang menyatakan bahwa acara ini merupakan kongres persaudaraan sejati lintas iman yang pertama di muka bumi. Sambutan yang selanjutnya dari Rm. Kristanta yang merupaka pastor di Gereja Santo Antonius Muntilan. Acara dilanjutkan dengan ISOMA (Istirahat, Sholat, Makan). Dipersilahkan pada peserta untuk menjalankan kewajiban acamanya. Setelah itu kami di persilahkan unutk menikmati hidangan yang sudah disediaka oleh panitia dan beristirahat untuk sesi acara selanjutnya.
Setelah itu acara dilanjjutkan dengan kesaksian tentang persaudaraan yang dipimpin oleh Rm. Budi yang bertindak sebagai moderator. Yang pertama adalah kesaksian dari Uskup agung semarang yaitu Mgr. J. Pujasumarta yang menjelaskan tentang bacaan kitap suci yang mengisahkan Kain dan Habel yang bersaudara. Selanjtunya beliau menjelaskan tentang filosofi jari-jari tangan (suara hati para jari). Pernyataan oleh uskup ditutup dengan ungkapan “ Persaudaraan Sejati Muncul Jika Ada Kasih Di Hatimu”. Kesaksian berikutnya diberikan oleh suster Martha yang menjalani hidup di pertapaan. Beliau mengungkapkan bahwa setiap manusia memiliki relasi. Sejak lahir, manusia sudah tergantung pada orang lain. Beliau mengungkapkan bahwa persaudaraan merupakan suatu anugerah. Acara hari jumat pun selesai acara ditutup dengan doa dan kami dipersilahkan unutk menuju tempat penginapan masing-masing. Kami pun kembali ke Wisma Salam dengan menggunakan kendaraan bus yang kami gunakan untuk menuju ke SMA Van Lith. Sesampainya disana kami tidak lantas tidur, kami mengobrol dengan teman-teman sesama peserta maupun panitia yang ada. Selain itu kami juga mencari tempat untuk mengisi daya baterai handphone yang sudah habis. Hari sudah larut malam dan rasa kantuk pun menghampiri. Kami pun tidur sekitar pukul 11.30 malam.
Pagi harinya kami bangun dan saling membangunkan pada pukul 05.00 pagi, selanjutnya mandi dan bersiap untuk mengikuti acara selanjutnya. Sebelum berangkat kami dipersilahkan untuk menikmati hidangan sarapan pagi yang sudah disediakan oleh panitia di Wisma Salam. Setelah selesai makan kami bersama peserta kongres yang lain menuju bus jemputan yang sebelumnya sudah datang.  
Sesampainya disana kami dipersilahkan unutk langsung menempati tempat duduk yang sudah disediakan. Kami pun menempati tempat duduk bagian kanan tengah. Tak berapa lama acara pun dimulai denganpersembahan macapat yang di lanjutkan dengan pembicaraan oleh para narasumber. Narasumbernya yaitu : Ibu Sinta Nuriyah Wahid, Ahmad Syafi’i Maarif, Bikkhu Sri Panavaro,  dan K.H. Abi Hafsin. Ibu Sinta Nuriyah Wahid mengungkapkan persaudaraan sejati dimunculkan dengan ketulusan dan rasa empati. Selain itu beliau juga mengungkapkan bahwa sebaik apapun agama jika tidak tercermin dalam kehidupan kita, akan percuma karena mengalami disfungsi. Bapak Ahmad Syafi’i Maarif menyampaikan apa yang terisi dalam buku panduan halaman 25. Bikkhu Sri Panavaro mengtakan persaudaraan itu tidak menuntut ego atau kepentingan diri sendiri. Ego berarti kebencian atau permusuhan, persaudaraan sejati berarti pembangunan Indonesia. KH. Abu Hafsin mengungkapkan bahwa persaudaraan sejati harus berprinsip kemanusiaan dan Tuhan berdialog dengan melaikat unutk menjadi khalifa. Pembicaraan dengan narasumber diselingi oleh tarian Sufi yang diiringi oleh Rm. Budi dengan Saxophonenya. Selain itu pesrta juga dipersilahkan untuk beristirahat sekitar 30 menit untuk menikmati snack dan minum yang sudah disediakan. Setelah 30 menit paparan dilanjutkan dengan moderator Rm. Agung serta narasumber Bapak Gunretno dari Sedulur Singkep dan Elga Sarapung dari Kristen. Bapak Gunretno mengungkapkan tentang persaudaraan sejati yang menurut beliau adalah satu kesepahaman. Beliau juga mengungkapkan jika saudara mengerti beban saudaranya sendiri. Selanjutnya adalah Elga Sarapung yang mengatakan perbedaan SARA itu tidak dipertentangkan. Beliau mengutip dari bacaan kitap suci yaitu Mazmur 145 : 9 “Tuhan itu baik kepada semua orang”. Tepat pukul 12.00 siang kami dipersilahkan untuk beristirahat dan bagi umat islam diperkenankan untuk menunaikan sholat dzuhur. Untuk tempat wudhu dan untuk sholat sudah disedikan secara khusus oleh panitia. Sekitar pukul 13.00 paparan dilanjutkan oleh maderato yang adalah Rm. Nugraha Tri dan narasumbernya Bapak Wayan Sumerta dari agama Hindu serta Ibu Ling-Ling dari agama Konghuchu. Bapak Wayan Sumerta mengungkapkan bahwa kita semua adalah saudara, selama kita hidup kita semua harus bersaudara. Tak jauh beda dari itu Ibu Ling-Ling mengungkapkan “Dalam perbedaaan membawa persaudaraan sejati”.
Sekitar pukul 16.30 acara dilanjutkan dengan penegasan umum yaitu dengan membagi peserta menjadi 4 kelompok menurut daerah asal mereka untuk mencari kesimpulan dari kegiatan. Kami mendapat bagian di kelompok dua yaitu Magelang, Bayutemumpang, Borobudur, Muntilan, Parakan, Salam, Sumber, Temanggung. Lokasi diskusi kelompok kami berada di aula Gereja Santo Antonius Muntilan. Dalam mencari kesimpulan kami diwajibkan untuk menjawab tiga pertanyaan yaitu: (1) Apa yang anda rasakan sejak awal acara sampai sekarang? (2) Kontribusi apa yang dapat anda berikan hingga saat ini? (3) Mau kemana acara ini kita bawa di lingkungan kita? Jawaban kami dikumpulkan untuk selanjutnya digabungkan dengan kelompok lain dan nantinya dibuat kesimpulan dari keseluruhan untuk dibacakan saat penutupan pada hari minggu. Setelah acara pengasan umum usai kami dipersilahkan untuk ISOMA atau istirahat sholat makan. Kami pun menikmat hidangan yang sudah disiapkan oleh panitia selain itu yang bergama islam diantara kami juga menunaikan ibadahnya. Setelah berkumpul semuanya kami pun menuju lapangan yang berletak di depan gereja untuk menyaksikan gelar budaya. Gelar budaya menampilkan banyak sekali keragaman dan perbedaan yang menjadi satu. Mulai dari tarian sufi yang berkolaborasi dengan saxophone dari Rm.Budi, dilanjutkan dengan kelompok Qasidah. Selanjutnya ditampilkan drama oleh para OMK (Orang Muda Katolik). Sebelum dramanya selesai kami sudah di panggil untuk menuju bus jemputan karena akan kembali ke Wisma Salam. Sesampainua di Wisma Salam kami langsung mandi dan setelah mandi kami berbincang-bincang sambil bermain gitar. Malam pun semakin larut dan kantukpun melanda kamipun segera bergegas untuk pergi ke kamar dan tidur.

Pada keesokan harinya kami segera mandi dan berkemas-kemas untuk kongres hari terakhir. Sebelum berangkat kami menikmati sarapan untuk yang terakhirkalinya di Wisma Salam. Seusai berkemas-kemas dan sarapan kami segera menuju bus jemputan kami untuk melakukan perjalanan ke SMA Van Lith. Sesampainya di SMA Van Lith kami dibagi menurut agama kami masing-masing untuk menunaikan ibadah dan kegiatan keagamaannya masing masing. Untuk yang beragama katolik berada di Kapel Van Lith, misa dipimpin oleh Mgr J. Pujasumarta yang merupakan uskup di Keuskupan Agung Semarang. Setelah melaksanakan kegiatan keagamaan dari masing-masing agama kami dipersilahkan untuk menyaksikan pertunjukan konselebrasi penutupan Kongres Persaudaraan Sejati Lintas Iman. Penutupan kongres dilakukan dengan sangat meriah, terdapat pertunjukan kesenian jatilan dan kesenian adat yang lainnya serta pertuntukan tentang burung garuda dan keragaman bangsa Indonesia. Dalam selebrasi dibacakan pula kesimpulan dari hasil kongres yang sebelumnya telah dibahas dalam kelompok-kelompok yang dibagi oleh panitia. Selain itu diadakan pula pemotongan tempe raksasa untuk dibagi-bagikan selain itu diadakan pula doorprice bagi yang mendaftar. Setelah puas menyaksikan pertunjukan selebrasi tersebut kami menyantap makan siang yang terakhir lalu kami pulang kerumah kami masing-masing.
author

Yakobus Rhio Widodo

jangan lupa kunjungi terus yakobusrw.blogspot.com :)

Get Free Email Updates to your Inbox!

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung.

Oleh Yakobus Rhio Widodo. Powered by Blogger.

www.CodeNirvana.in

Copyright © Belajar Dari Pengalaman | Distributed By My Blogger Themes | Designed By Code Nirvana